Rabu, 14 Januari 2009

Pengembangan Pembelajaran Matematika SMP

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TINGKAT SMP
Oleh : Agus Ahmad, S.Pd

A. Pendahuluan
Tugas seorang guru, termasuk para guru SMP adalah membantu siswa mendapatkan informasi, ide-ide, ketrampilan–keterampilan, nilai-nilai dan cara-cara berpikir serta mengemukakan pendapat. Namun tugas guru yang paling penting dan menentukan adalah membimbing siswa tentang bagaimana belajar yang sesungguhnya dan belajar memecahkan masalah sehingga hal-hal tersebut dapat digunakan dimasa depan mereka. Karena itu tujuan jangka panjang pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan para siswa agar ketika mereka sudah meninggalkan bangku sekolah, mereka akan mampu mengembangkan diri mereka sendiri dan mampu memecahkan masdalah yang muncul.
Untuk mencapai hal itu, disamping memiliki pengetahuan dan keterampilan matematis, para siswa sudah seharunya memiliki kemampuan untuk belajar mandiri dan belajar memecahkan masalah. Proses pembelajaran yang terjadi selama siswa duduk dibangku sekolah dengan sendirinya sangat menentukan keberhasilan mereka di masa yang akan dating. Untuk mencapai hyal-hal yang disebutkan diatas poembelajaran matematika di SMP juga harus mencerminkan pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan (PAKEM).
B. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten. Terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa tersebut tercermin melalui kemampuan berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekarja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (Standar Isi Mata Pelajaran Matematika, Permendiknas No. 22 tahun 2006).
Hasil studi menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup mengembirakan, namun pembelajaran dan pemahaman siswa SMP (pada beberapa materi pelajaran- termasuk matematika) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran di SMP cenderung text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajarn konsep cenderung abstrak dan dengan metode ceramah sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis.
Mencermati hal tersebut diatas, sudah saatnya untuk diadakan pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan mind set kearah pencapaian tujuan pendidikan diatas. Permbelajaran matematika hendaknya bervariasi metode maupun strateginya guna mengoptimalkan potensi siswa. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variable pembelajaran, merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode, startegi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran guna tercapainya iklim PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) adalah tuntutan yang mesti diupayakan untuk dipenuhi bagi para guru.
C. Tujuan
Pengembangan Pembelajaran Matematika yang disusun oleh penulis dengan tujuan peserta sertifikasi guru jalur pendidikan memiliki kemampuan mengembangkan diri dalam pengembangan pembelajaran matematika yang mengarah pada pembelajaran Matematika yang inovatif.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup tulisan ini meliputi :
1. MenyiapkanSumber belajar
2. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Menyiapkan Alat Peraga
4. Menyiapkan Skema Pembelajaran
5. Menyiapkan Kegiatan Asesment
6. Menyiapkan RPP PBM Matematika
E. Menyiapkan Pembelajaran Matematika
Pengajaran berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Kegiatan pengajaran ini merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan. Suatu kegiatan yang direncanakan atau kegiatan berencana, mennyangkut tiga hal, yaitu: perencanaan, pelaksanaan atau evaluasi, demikian juga halnya dengan pengajaran.
Pengajaran dilaksanakan secara berkala, dapat mencakup jangkawaktu yang panjang misalnya untuk SD sampai 3 tahun, dapat juga waktu yang pemdek, misalnya latihan Pembina pramuka selama satu minggu. Apakah suatu pengajaran berjangka waktu lama ataupun singkat, tetap membutuhkan suatu program kerja, yaiotu program kerja yang secara singkat disebut program pengajaran. Program pengajaran merupakan suatu program bagaimana mengajarkan apa-apa yang sudah dirumuskan dalam kurikulum.
Perencanaan program pengajaran harus dipersiapkan sesuai konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum.Oleh karena itu pada kesempatan ini program pengajaran matematika perlu persiapan sebagai berikut :
1. Mempersiapkan Sumber Belajar
2. Mempersiapkan LKS
3. Menyiapkan Alat Peraga
4. Menyiapkan Skema Pembelajaran
5. Menyaipkan Kegiatan Asesment
6. Menyiapkan RPP PBM Matematika
1. Sumber Belajar
A. Pengertian Sumber Belajar
Belajar sebenarnya merupakan kegiatan mental, yaitu proses penyesuaian susunan pengetahuan yang telah ada pada otak siswa, yang digoncangkan oleh masuknya informasi baru. Kegiatan mental itu terjadi karena dipicu oleh kegiatan fisik siswa berinteraksi dengan sumber belajar yang memuat berbagai informasi.
Sumber belajar diartikan sebagai segala sesuatu, baik yang dibuat atau yang sudah tersedia yang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Untuk lebih jelasnya kita rinci urutan pengertian antara informasi (pesan), media, dan sumber belajar. Pesan adalah apayang dipelajari. Media adalah perantara tempat pesan itu melekat. Media bersama pesan yang memungkinkan siswa berinteraksi, disebut sumber belajar. Termasuk pengertian ini adalah alam sekitar, orang (guru), media cetak (buku,lembar kerja siswa, perpustakaan), media peragaan (display), media percobaan (laboratorium), media elektronik (video, audio, computer).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pemanfaatan sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1) Terciptanya pembelajaran matematika sesuai dengan skenario pembelajaran (RPP).
2) Mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya tentang materi.
3) Memperoleh bahan yang tepat dan sesuai dengan kompetensi pembelajaran.
C. Manfaat
1) Tidak salah konsep dalam memahami materi matematika
2) Menumbuhkan inspirasi dalam pikiran untuk membangun pengetahuan baru.
D. Macam
1) Lingkungan
2) Media massa, meliputi media cetak dan elektronik
3) Orang
E. Langkah-langkah
Untuk memilih sumber belajar yang baik hendaknya disesuaikan dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Setelah ketiganya dipahami kemudian menentukan sumber belajar yang tepat/sesuai.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
a.Pengertian
LKS adalah lembar kerja siswa yang dibuat oleh guru untuk mengarahkan siswa agar mengausai konsep tertentu agar tujuan pencapaian penguasaan konsep lebih tertanam/tidak cepat lupa, karena anak mengkontruksikan sendiri sehingga mempermudah pelaksanaan pembelajaran.
b. Tujuan
Adapun tujuan dari penyiapan LKS dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1) Pencapaian penguasaan konsep
2) Konsep lebih tertanam/tidak cepat luapa karena anak mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri.
c. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penggunaan LKS adalah :
1) Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih mudah
2) KBM lebih terarah
d. Macam-macam LKS
1) LKS terstruktur
2) LKS Latihan Soal
3) LKS Pemecahan Masalah
e. Langkah-langkah
Langkah-langkah penyiapan LKS adalah sebagai berikut :
1) Menentukan SK, KD, dan Indikator
2) Menetukan macam LKLS
3) Menyusun LKS
3. Alat Peraga
a. Pengertian
Alat Peraga adalah adalah alat-alat yang digunakan oleh guru untuk memperjelas materi pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran matematika, antara lain pertama, secara psikologis, taraf berpikir peserta didik SMP/MTs masih berada pada tahap operasi konkret, sedangkan substansi matematika bersifat abstrak, sehingga dengan memanfaatkan alat peraga, peserta didik akan lebih mudah memahami konsep, prinsip matematika yang abstrak tersebut. Kedua, dapat menumbuhkan rasa senang peserta didik untuk belajar matematika. Selain itu Alat Peraga juga sebagai sarana bagi guru untuk menciptakan pembelajaran saktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga pserta didik dapat menemukan sendiri konsep yang berupa konsep maupun prinsip dalam matematika.
b. Tujuan
Adapun tujuan dari penggunaan alat peraga adalah untuk memperjelas materi pembelajaran terutama yang bersifat abstrak.
c. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan alat peraga adalah :
1) Pembelajaran menjadi lebih menarik
2) Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dan tidak salah konsep.
d. Macam-macam alat peraga
1) Benda konkrit
2) Model
3) Charta
e. Langkah-langkah
Langkah-langkah penggunaan alat peraga adalah sebagai berikut :
3) Menentukan materi pelajarn
4) Menetukan alat peraga yang cocok
2) Menyiapkan alat peraga
3) Menggunakan alat peraga
4) Evaluasi dan refleksi penggunaan alat peraga.
f. Contoh kasus
Tidak semua guru menguasai penggunaan alat peraga.
4. Skema Pembelajaran
a. Pengertian
Skema pembelajaran adalah langkah-langkah atau alur kegiatan yang dipersiapkan oleh guru dalam mengkondisikan pembelajaran dari pendahuluan sampai penutup.
b. Tujuan
Adapun tujuan dari penyiapan skema pembelajaran adalah agar pembelajaran lebih kondusif, efektif dan tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan alat peraga adalah :
1) Memberikan arah bagi guru dalam mengelola pembelajaran, mnerapkan metode, pendekatan dan model pembelajaran.
2) Mempermudah peserta didik dalam merespon berbagai instruksi yang diberikan oleh guru sehingga peserta didik tidak kebingungan.
d. Langkah-langkah
1) Dari sisi pencapaian kompetensi
Tahap I : Athitude
Tahap II : Methode
Tahap III : Content
2) Dari sisi struktur
Tahap I : Pembukaan
Tahap II : Kegiatan Inti
Tahap III : Penutup
3) Dari sisi pola interaksi
Tahap I : Klasikal
Tahap II : Kelompok
Tahap III : Individu
4) Menurut Bloom
Tahap I : Ingatan
Tahap II : Penalaran
Tahap III : Analisis
Tahap IV : Sintesis
Tahap V : Evaluasi
5) Dari sisi pencapaian
Tahap I : Will
Tahap II : Athitude
Tahap III : Knowledge
Tahap IV : Skill
Tahap V : Experience
6) Dari sisi pencapaian kompetensi
Tahap I : Athitude
Tahap II : Methode
Tahap III : Content
e. Contoh Kasus
Jumlah siswa tidak sesuai dengan yang diprediksi karena ada siswa yang tidak masuk.
5. Kegiatan Asessment
a. Pengertian
Assesment adalah kegiatan guru untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pembelajaran, selama PBM berlangsung.
b. Tujuan
Untuk mengetahui daya serap dan tingkat kemajuan siswa dalam belajar.
c. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan alat peraga adalah :
1) Untuk mendapatkan informasi kemajuan belajar
2) Sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya
3) Sebagai acuan pelaksanaan remidial dan pengayaan
4) Sebagai bahan laporan kepada orang tua siswa
d. Macam-macam Asessment
1) Penilaian kelompok
2) Penilaian individu
3) Penilaian kelas
e. Langkah-langkah
Langkah-langkah penggunaan alat peraga adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan
2) Mnyiapkan instrumen
3) Melaksanakan penilaian
4) Menanalisis instrumen
5) Melaporkan hasil
f. Contoh Kasus
Penilaian terhadap siswa dalam menggunakan jangka untuk melukis segitiga.
Model penilaian ini dapat digunakan untuk mengukur aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
6. RPP PBM Matematika
a. Pengertian
RPP adalah sebuah rencana dalam proses belajar mengajar agar kegiatan belajar mengajar lebih terarah dan berjalan lancar secara efektif dan efesien
b. Tujuan
1. Mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan hasil PBM
2. Dengan menyusun RPP secara profesional, sistematika dan berdayaguna, maka guru akan mampu melihat, mengamati dan menganalisis serta memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka yang logis dan terencana.
c. Fungsi
Sebagai acuan guru melaksanakan KBM agar lebih terararh dan berjalan secara efektif dan efesien
d. Komponen
1. Identitas Mata Pelajaran
2. Aspek
Materi
Kelas/ Semester
Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Ajar
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan
E. Alat dan Sumber Belajar
F. Penilaian
(Contoh RPP terlampir)
F. Kesimpulan
1. Persiapan yang matang oleh seorang guru sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru hendaknya membuat skenario pembelajaran terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar berlangsung sehingga kegiatan belajar akan lebih terarah, terstruktur dan lebih dari itu mudah dipahami oleh siswa.
2. Pemilihan metode yang tepat, juga akan menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran matematika sebab selama ini sebagian siswa merasa jenuh belajar matematika karena mereka menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit. Oleh karena itu guru dituntuk untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam membelajarkan siswa.
3. Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampumengorganisir semua komponen persiapan pembelajaran sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis
4. Dalam melakukan pembelajaran matematika harus bisa membuat situasi yang menyenangkan, memberikan alternative penggunaan sumber belajar, LKS, Alat Peraga, Skema Pembelajaran, Kegiatan Asesment dan RPP PBM Matematika yang bisa digunakan pada berbagai tempat dan keadaan, baik disekolah maupun di rumah.
******

DAFTAR PUSTAKA
Fadjar Shadiq,M.App.Sc (2005). Bahan Ajar Diklat Guru Matematika SMP untuk Pendidik Dasar sesuai dengan KTSP
Nurhadi.2002. Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual.Jakarta: Depdiknas
Puskur dan Balitbang.2002. Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
R. Ibrahim, Nana Syaodih S (2003. Perencanaan Pengajaran . Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert. 1995. Cooperative Learning Theori, Research and Practice. New York. John Hopkins University.
Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparno, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Filsafat.
Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran. Bandung: Prenada Media Group
Sugiarto, dkk. 2000. Petunjuk Penggunaan Alat Peraga. Semarang : Lab. Matematika.

Sosok Guru Matematika yang Profesional

SOSOK GURU MATEMATIKA YANG PROFESIONAL
Oleh : Agus Ahmad,S.Pd.

Agar proses pembelajaran matematika berkualitas, maka diperlukan sosok guru yang profesional dalam semua aspek, baik keilmuan maupun sikap dan perilaku. Hal ini diharapkan melahirkan sosok guru ideal sehingga mampu mengantarkan peserta didik mencapai kompetensi matematika sebagai pengetahuan maupun sikap sehingga bisa diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.

Identifikasi tentang sosok guru matematika profesioanl terangkum dalam empat komponen profesional di berbagai aspek : pengetahuan dan pendidikan matematika, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, profesi kependidikan matematika, dan stabilitas pribadi.

Adapun Sosok Guru yang Profesional memiliki Komponen sebagai berikut
1. Profesional Dalam Bidang Pengetahuan dan Pendidikan Matematika
• a. Guru menguasai matematika dan hakekat pembelajaran matematika
• b. Guru memahami tentang hakekat perkembangan siswa dan hakekat siswa belajar matematika
• c. Guru menguasai berbagai teori dan metode pembelajaran matematika
2. Profesional dalam Strategi Pembelajaran Matematika
• a. Guru mampu mengembangkan Rencana Pembelajaran
• b. Guru mampu menyiapkan lingkungan belajar dan iklim belajar matematika
• c. Menguasai dan menerapkan keterampilan dan strategi mengajar
• d. Mampu menyiapkan dan menggunakan alat bantu pembelajaran matematika
3. Profesional Dalam Meningkatkan Profesi Kependidikan Matematika
• a. Guru menyesuaikan diri dan meningkatkan dengan perkembangan global kependidikan matematika
• b. Mampu menerapkan dan merefleksikan profesi kependidikan matematika
• c. Guru aktif sebagai anggota profesi pendidikan matematika

Selain beberapa indikator di atas berdasarkan pengalaman dan kajian beberapa literatur (Toto Tasmara, 2001; Ary Ginanjar Agustian, 2005; Amir Tengku Ramli & Erlin Tri Sulianti, 2006; Amir Tengku Ramli, 2007 (a, b, c) untuk menjadi guru matematika yang profesional perlu memiliki beberapa kecerdasan emosi dan spiritual dalam hal kepribadian dan keseimbangan diri atau personal stability dan berusaha penulis rangkum sebagai berikut:
1. Guru perlu mengembangkan mentalitas yang tinggi
• a. Memiliki visi, penuh tanggungjawab, disiplin dan proaktif terhadap tugasnya.
• b. Memegang teguh nilai-nilai profesi guru matematika dan kode etik profesi guru serta memegang teguh komitmen sebagai guru.
• c. Memiliki integritas yang tinggi dan citra diri yang positif
• d. Memiliki etos kerja tinggi dan menjauhi ketidakberdayaan
• e. Mempunyai keteguhan idealisme sebagai seorang pendidik.
2. Guru perlu mengembangkan moralitas dirinya
• a. Mampu mampu memberikan keteladanan sebagai manusia berbudaya beradap, berbudi pekerti luhur, jujur dan beretika tinggi,
• b. Berjiwa besar menerima kekurangan murid, dan berempati
• c. Mampu mengemban amanah; dipercaya, menghargai dan menghormati orang lain.
3. Guru mengembangkan spiritualitas dirinya
• a. Mempunyai karakter yaitu teguh pada prinsip-prinsip dan keyakinan sebagai kekuatan diri, tidak terombang ambing pada situasi apapun,
• b. Sikap tenang, santun, memiliki akhlak mulia, memiliki iman yang kuat,
• c. Menghargai prinsip-prinsip kebenaran, mengekspresikan gagasan dengan berani, diikuti tenggang rasa dan menghargai gagasan atau perasaan orang lain,
• d. Mampu mengendalikan diri, santun tapi bersikap tegas,
• e. Melakukan proses pengajaran yang menumbuhkan nilai-nilai spiritual dan humanisme pada jiwa peserta didik.
• f. Mensyukuri segala kenikmatan yang berikan Allah atas profesinya sebagai guru
4. Perhatian terhadap Estetika
Untuk menjadi guru profesional selain memiliki berbagai kemampuan profesional maka harus mempunyai citra diri yang positif di depan peserta didik dan masyarakat berkaitan dengan penampilannya, yaitu:
• a. Kebersihan diri
• b. Cara Berpakaian
Dari uraian diatas dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa sosok guru matematika yang ideal adalah adalah guru yang memiliki berbagai macam kompetensi dan kecerdasan yang terpancar jelas dari karakter dan prilakunya sehari-hari, baik ketika sebagai pendidik, di tengah komunitas profesi, maupun sebagai anggota masyarakat. Beberapa kecerdasan yang diuraikan di atas dapat dikelompokkan menjadi empat kecerdasan yang harus dimiliki sosok guru ideal yaitu kecerdasan: intelektual (otak kiri), emosional (otak kanan), spiritual (hati) dan pancaindera. Oleh karena itu itu sudah seharusnya sebagai guru berlomba-lomba untuk menjadi sosok guru yang ideal. Ideal di mata peserta didik, ideal di mata masyarakat, dan ideal di mata Allah. Bila semakin banyak guru ideal yang tersebar di sekolah-sekolah kita, maka sudah dapat dipastikan akan banyak pula sekolah-sekolah berkualitas yang mampu membentuk karakter siswa yang cakap dan memiliki budipekertiyangluhur.

Usaha-Usaha(Saya) menuju Kualitas Kedua pembelajaran matematika

Usaha -Usaha (Saya) Untuk Mencapai Kualitas Kedua dalam
Pembelajaran Matematika
Oleh : Agus Ahmad,S.Pd.
Matematika merupakan ilmu yang abstrak, hirarkis dan konsisten yang melandasi disiplin ilmu lainnya dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi, saat ini juga dilandasi oleh perkembangan matematika. Oleh karena itu, di Indonesia mata pelajaran matematika diberikan dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
Belajar matematika tidak hanya bertujuan memperoleh pengetahuan tetapi juga diharapkan terbentuknya nilai dan sikap berikut kebiasaan bekerja baik (sistematis, fleksibel, imajinatif, kreatif), sikap positif (berminat, termotivasi, dan menyenangi pekerjaan), kemampuan belajar efektif (menyelidiki, memecahkan masalah, berpikir logis, rasional dan kritis, serta menghargai keteraturan dan keindahan), nilai-nilai positif atau akhlak yang baik (disiplin, jujur, efisien dan efektif, selalu mencari kebenaran).
Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui,memahami,melakukan sesuatu,hidup dalam kebersamaan,dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian,kegiatan pembelajaran perlu :(1)berpusat pada peserta didik,(2)mengembangkan kreativitas peserta didik,(3)menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,(4)bermuatan nilai,etika,estetika,logika,dan kinestetika,dan(5)menyediakan pengalaman yang beragam.(buku 3, materi pelatihan terintegrasi,2004:15). Standar proses pembelajaran matematika sekolah meliputi : pemecahan soal, pemahaman dan bukti, komunikasi, hubungan, penyajian. Dari uraian di atas,menunjukkan bahwa seorang pendidik,khususnya pendidik matematika memerlukan : (1)perubahan paradigma mengajar, (2)kreativitas pendidik melaksanakan pembelajaran, (3)sikap inovatif, (4)bersikap terbuka terhadap perubahan dan perkembangan ilmu danteknologi.
Usaha-usaha saya untuk dapat mencapai kualitas kedua dalam pembelajaran matematika,berdasarkan pengalaman dan rencana ke depannya diantaranya:(a)membuat RPP yang manggammbarkan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran,(b)memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar dan kondisi siswa,(c)membuat LKS yang didalamnya terangkum semua proses pembelajaran yang membimbing peserta didik untuk dapat menggunakan konsep yang telah mereka pahami untuk mendapatkan/menemukan konsep baru,(d)meningkatkan kemampuan untuk dapat lebih memahami kondisi peserta didik,(e)meningkatkan kemampuan untuk dapat mendokumentasikan perkembangan kemampuan peserta didik,(f)meningkatkan kualitas komunikasi dengan teman sejawat sebagi usaha mencari dan menemukan solusi dalam mengahadapi peserta didik yang cenderung bermasalah,(g) memanfaatkan secara maksimal MGMP/pertemuan-pertemuan guru matematika untuk mengembangkan kemampuan pembelajaran, dan (h)senantiasa merefleksi setiap kegiatan pembelajaran matematika secara kongkrit dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Selama ini saya baru bisa:(a)menjalin hubungan dengan peserta didik,melalui kuisioner atau dialog lansung di dalam kelas untuk mengetahui kondisi psikologis dan keinginan mereka dalam pembelajaran matematika tanpa pendokumentasian,(b)menciptakan rasa nyaman ketika pembelajaran berlansung dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan hasil pemikirannya tanpa memberikan komentar benar atau salah,(c)memcoba membuat LKS,dan(d)memcoba membuat alat peraga sederhana.
Dari pengalaman pembelajaran selama ini, saya baru melihat dan mendapatkan informasi dari beberapa peserta didik,diantaranya: (a)mereka merasa nyaman ketika belajar,dengan alasan tidak merasa tegang ketika belajar (b)adanya peningkatan minat belajar matematika hanya pada beberapa siswa, (c)belum tercapainya kompetensi yang diharapkan,(d)adanya kesenjangan yang relatif tinggi antara siswa yang mampu melakukan pembelajaran dengan siswa yang masih belum dapat mengikuti proses pembelajaran,e) siswa cenderung belajar matematika monoton,tidak menarik, dan menyulitkan. Dengan kasus-kasus ini perlu ditangani dan dilakukan pemecahannya sehingga proses pembelajaran matematika dapat berlangsung dengan baik dan maksimal.

Usaha-Usaha Guru untuk Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran Matematika

USAHA GURU (SAYA) DALAM MELIBATKAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Oleh : Agus Ahmad,S.Pd.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai tahap pertama adalah menjalin hubungan dengan peserta didik melalui komunikasi yang baik.Dengan berusaha untuk mengenal lebih jauh siapa peserta didik yang kita hadapi,hal ini berdasarkan pengalaman dapat melalui beberapa pertanyaan yang diajukan guru ternyata mampu menjembatani keinginan seperti apa yang mereka harapkan dalam proses pembelajaran matematika.
Perasaan ingin dihargai,diakui keberadaannya merupakan hal yang mendominasi keinginan siswa.Artinya selama ini siswa merasa kurang diakui keberadaannya ketika proses pembelajaran berlangsung,dan berarti pula bahwa guru terlalu mendominasi kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.
Berangkat dari informasi yang diperoleh secara langsung dari siswa,maka perubahan model pembelajaranpun sedikit demi sedikit dilakukan,dan ternyata apa yang didapatkan sesuatu yang cukup mengagumkan.Keterlibatan dan antusias belajar siswa meningkat ketika guru tidak lagi mendominasi pembelajaran,tidak lagi mencekoki peserta didik dengan pembelajaran melalui ceramah.
Dari pengalaman tersebut,menunjukkan bahwa rendahnya minat dan peran serta peserta didik bukan hanya karena pandangan mereka terhadap bidang studi matematika adalah bidang studi yang sulit dipelajari,melainkan sikap dan kreativitas guru yang harus terus ditingkatkan.
Bagaimana guru mampu memasuki dunia mereka,bagaimana guru merancang pembelajaran matematika yang sesuai dengan kondisi perkembangan psikologis mereka,merupakan hal yang sangat penting diketahui guru untuk dapat membelajarkan siswa.
Guru juga harus mampu merancang suasan kelas yang kondusif untuk siswa melakukan pembelajaran,disini sikap guru,keteladan guru turut menentukan sejauhmana siswa akan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.Karena sesungguhnya motivasi guru dalam pembelajaran akan menjadi salah satu pendorong berkembangnya minat siswa dalam pembelajaran.
Saat ini,yang harus diperhatikan guru adalah bagaimana membuat siswa mampu belajar bukan lagi bagaimana guru mengajar,karena pengajaran yang dilaksanakan bukan hanya sekedar transfer ilmu,tetapi lebih dari itu,bagaimana kemampuan peserta didik dapat berkembang secara optimal,Sehingga guru harus mampu menjadi fasilitator,motivator dan distributor dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian,keterampilan ,pengetahuan ,kreatifitas dan sikap inovatif guru dalam merancang pembelajaran harus senantiasa ditingkatkan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan,dan demi tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Selasa, 13 Januari 2009

Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Pak Sairan,S.Pd.

Pertanyaan-Pertanyaan
(Pak Sairan,NIM:08301289025 SMPN 2 Gumelar)

Pada Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Matematika hingga pertemuan ke-10, saya masih mempunyai beberapa pertanyaan dan harapan-harapan :

A.Pertanyaan-Pertanyaan :
1.Apa yang saya dapatkan dari mata kuliah ini ?
2.Sebenarnya inti dari mata kuliah ini apa ?
3. Kapan Dosen saya memberikan materi RPP yang lebih rinci ?
4.Bagaimana RPP yang baik itu ?
5.Apa yang membedakan alat bantu,alat peraga dan sumber belajar ?
6.Mengapa saya belum ada perubahan cara mengajar padahal saya sudah 9x mengikuti mata kuliah ini?
7.Kapan Pak Marsigit menayangkan kembali video pembelajaran ?
8.Mengapa video pembelajaran yang ditayangkan Pak Marsigit anak-anak SD khususnya diluar negeri?
9.Apakah yang diharapkan dari kuliah mata kuliah perencanaan pembelajaran matematika?

B.Harapan :
1.Saya mendapat informasi yang banyak cara menyusun RPP
2.Saya mendapat informasi yang banyak cara mengelola kelas
3.Dosen menayangkan kembali video pembelajaran baik produk dalam negeri maupun luar negeri
4.Saya dapat menumbuhkan motivasi belajar pada anak
5.Mutu pembelajaran saya di kelas meningkat

C.Kesulitan-Kesulitan Yang Masih dialami dalam pembelajaran Matematika :
1.Siswa masih beranggapan matematika pelajaran yang sulit
2.Motivasi belajar siswa rendah
3.Alat peraga/alat bantu di sekolah kurang
4.Jumlah buku paket belum sebanding dengan jumlah siswa

D. Jawaban-Jawaban Dari Pertanyaan-Pertanyaan Pak Sairan,S.Pd.

1. Yang saya dapatkan dari mata kuliah ini adalah :
a.Perencanaan pembelajaran secara umum
b.Perencanaan pembelajaran secara khusus
c.Format-format perencanaan pembelajaran
d.Perangkat pembelajaran yang memuat : Program Tahunan, Program Semester,Pemetaan SK dan KD, Silabus,RPP, dsb.
e.Skema pembelajaran,alat peraga/bantu,sumber belajar,LKS,Asesment/Penilaian.

2.Inti dari mata kuliah ini adalah :
Membuat suatu perencanaan dan persiapan mengenai pembelajaran matematika

3.RPP yang lebih rinci dapat dibuat sendiri

4.RPP yang baik sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan

5.a.Alat bantu :alat yang digunakan untuk membantu dalam menjelaskan/menerangkan suatu materi matematika.
b.Alat peraga : alat yang digunakan mempraktekkan/memperagakan suatu materi matematika
c.Sumber belajar : sumber yang digunakan proses pembelajaran matematika

6.Perlu adanya suatu proses yang terus menerus dari kita sendiri

7.Menunggu model VTR yang inovatif

8.Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan tentang pembelajaran di luar negeri

9.Mampu membuat suatu perencanaan yang optimal dan diterapkan dengan baik.

Berbagai Macam Pengelolaan Kelas dan Implikasinya Terhadap Pengembangan RPP

Makalah
Berbagai Macam Pengelolaan kelas Dan Implikasinya
Terhadap Pengembangan RPP

Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat,teknologi informasi dan komunikasi berupa televisi, telepon, komputer,dan iternet mengalami perkembangan yang luar biasa.

Melalui perkembangan teknologi komputer,internet,dan telepon,dunia pun seakan akan berada dalam genggaman kita.Informasi yang ada dibelahan bumi lain, secepat kilat akan sampai dibelahan bumi lainnya lewat short message system (SMS) atau berita di internet.Tidak ada lagi informasi yang dapat disembunyikan dengan perkembangan pemantauan satelit yang bisa diakses lewat google earth dan google map.

Sekolah sebagai institusi pencetak generasi yang hidup dimasa mendatang harus mempunyai keperdulian terhadap perkembangan yang terjadi.Jika tidak, maka anak-anak yang kita didik akan tertinggal dengan perkembangan zaman. Guru pada perkembangan zaman sekarang ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap perkembangan informasi dan komunikasi.Pembelajaran di kelas dan pengelolaan kelas harus disesuaikan dengan standar kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.Berbagai macam pengelolaan kelas dan implikasinya terhadap pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)berikut ini yang akan di coba pada pemaran berikut :

A. Hakekat Pengelolaan Kelas
1. Pengertian
Pengelolaan Kelas (classroom management) berdasarkan pendekatan menurut Weber diklasifikasikan keadaan dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif.Berikut dijelaskan pengertian dari masing-masing pendekatan tersebut.
Pertama, Berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa,guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (Weber)
Kedua pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan yang mereka inginkan.

2.Pengelolaan dan Pembelajaran
Pengelolaan dan Pembelajaran dapat dibedakan tapi memiliki fungsi yang sama. Pengelolaan tekannya lebih kuat pada aspek pengaturan (management)lingkungan pembelajaran,sementara pembelajaran (intruction)lebih kuat berkenaan dengan aspek mengelola atau memproses materi pembelajaran. Pada Akhirnya dari kedua aktivitas tersebut, keduanya dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sama yaitu tujuan pembelajaran.

B.Komponen-Komponen Pengelolaan Kelas
Unsur-unsur pengelolaan kelas meliputi dua tindakan yaitu :
a. Preventif, yaitu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran.
Beberapa upaya atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mendukung terhadap tindakan preventis antara lain :
1.Tanggap/peka,sikap tanggap ini ditunjukkan oleh kemampuan guru secara dini mampu dengan segera merespon terhadap berbagai prilaku atau aktivitas yang dianggap akan mengganggu pembelajaran atau berkembangnya sikap maupun sifat negatif dari siswa maupun lingkungan pembelajaran lainnya.
2.Perhatian yaitu selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas,lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul.Perhatian merupakan salah satu bentuk keterampilan dan kebiasaan yang harus dimiliki oleh guru.
b. Refrensif,keterampilan refrensif tidak diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti halnya penanganan dalam gangguan keamanan.Keterampilan refrensif sebagai salah satu unsur dari keterampilan pengelolaan kelas.
c.Modifikasi Tingkah laku
> Modifikasi tingkah laku yaitu bahwa setiap tingkah laku dapat diamati.
> Pengelolaan kelompok, untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan beberapa komponen atau unsur yang terkait.
>Diagnosis yaitu suatu keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaran.

C.Pengelolaan Kelas dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Guru perlu membedakan antara kegiatan pengajaran dan pengelolaan kelas.
Kegiatan Pembelajaran meliputi :
1)Mendiagnosa kebutuhan
2)Merencanakan dan mempresentasikan informasi
3)Membuat pertanyaan
4)Mengevaluasi kemajuan

Kegiatan pengelolaan kelas terdiri dari :
1)menciptakan dan memelihara kondisi kelas
2)memberi pujian terhadap prilaku yang baik
3)mengembangkan hubungan guru dan siswa

Keterampilan pengelolaan kelas merupakan hal yang penting dalam pengajaran yang baik.Praktik pengelolaan kelas yang baik yang dilaksanakan oleh guru akan menghasilkan perkembangan keterampilan pengelolaan diri siswa yang baik pula. Teknik pengelolaan kelas harus diupayakan agar tidak mengganggu aspek pembelajaran di kelas.Bila direncanakan dengan baik melalui RPP, pembelajaran akan bergerak dengan cepat dan lancar dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya (dari RPP ke1 ke RPP berikutnya).Pengelolaan kelas yang efektif akan terwujud mana kala dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai berikut :
1)Menetapkan Aturan kelas
2)Memulai Kegiatan Tepat Waktu
3)Mengatur Pelajaran
4)Mengelompokkan Siswa
5)Memberi Penilaian hasil Belajar
6)Mengakhiri Pelajaran

Kesimpulan :
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1)Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan kelas dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam menciptakan situasi kelas yang edukatif.
2)Dalam menciptakan suasana kelas yang edukatif perlu pengelolaan kelas dan penyusunan RPP yang efektif dan efesien.

Menggali dan Mengembangkan Nilai Matematika

Menggali dan Mengembangkan Nilai Matematika
Secara pragmatis, matematika adalah ilmu tentang dunia nyata dimana konsep matematika muncul karena usaha manusia memecahkan persoalan dunia nyata. Menurut kaum strukturalis, matematika adalah struktur yang bersifat abstrak yang tidak terkait dengan benda-benda fisik, secara ontologis matematika ada karena keberadaan para pelaku matematika itu sendiri, jadi secara implisit merefleksikan dan menginterpretasikan kenyataan matematika itu sendiri sebagai suatu pengetahuan yang berguna dalam pergaulan dengan oranglain.Pure reason adalah akal budi yang murni terbebas dari segala macam beban kesadaran (Tokohnya adalah Immanuel Kant.Menurut realisme matematika adalah obyek yang keberadaannya ada karena adanya ide akal budi(Tokohnya adalah John Locke). Aksiologis adalah pendekatan yang berkaitan dengan value/nilai yanh ada di matematika.Matematika intrinsik adalah matematika untuk dirinya sendiri,matematika ekstrinsik dapat diterapklan dalam kehidupan sehari-hari,sedangkan matematika sistemik adalah matematika yang dapat digunakan dalam pergaulan masyarakat luas.